BLOG GURU UNAIR
PEMBANGUN GURU INDONESIA PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
Oleh
Dra. IMRO’ATUL MUFIDAH, M.Pd
1. Pendahuluan
Lembaga pendidikan diharapkan menjadi
satu di antara tempat lahirnya generasi muda yang potensial di masa
depan. Generasi muda yang andal, cakap, tidak gagap teknologi, dan
mampu menjawab tantangan globalisasi. Generasi muda yang mampu
membangkitkan negara Indonesia dari keterpurukan akibat krisis
multidimensional yang melanda negeri ini sejak tahun 1997.
Generasi muda yang potensial dapat
dihasilkan dari lembaga pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan
yang berkualitas adalah lembaga pendidikan yang di dukung aktif oleh
peran pemerintah, guru, dan lingkungan. Lingkungan siswa yang lebih
dikenal dengan pendidikan informal, sangat berpengaruh terhadap
pembentukan karakter, keimanan, ketaqwaan, serta budi pekerti siswa.
Dalam hal pendidikan formal, guru
memegang peranan sangat penting, karena guru secara langsung
berinteraksi dengan siswa. Guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi
guru bertugas sebagai pendidik. Hal ini dapat dilihat dari Undang-undang
tentang Guru dan Dosen (UUGD) nomor 14 tahun 2005 pasal 1 yang berbunyi
“guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan formal”. Sebagai pendidik guru harus
memahami dan menghayati tujuan pendidikan, memiliki keahlian untuk
mewujudkan tujuan pendidikan itu melalui proses pembelajaran, dan
mencintai pekerjaannya sebagai guru, sehingga selalu bekerja dengan
komitmen sepenuh hati. Dengan kata lain, profesionalisme guru juga
ditentukan oleh kompetensi paedagogik yang dimiliki guru.
Kompetensi paedagogik merupakan pilar
utama yang menopang guru disebut profesional atau tidak. Jelasnya, yang
menjadi indikator utama guru profesional adalah kedalaman pengetahuan
dan skill yang dikuasasi dalam bidang keahliannya. Agar mampu
mengelola proses pembelajaran yang baik, guru harus menguasai bidang
ilmu yang diajarkan, memahami karakteristik anak didik, menemukan metode
pembelajaran yang cocok untuk anak didik, serta dapat menjadi teladan
bagi siswanya.
Kompetensi profesional dan
kompetensi paedagogik guru tentunya tidak terlepas dari karakteristik
kepribadian guru. Pola berpikir, cara merespons lingkungan, pola
pengambilan keputusan seorang guru pasti berbeda dengan guru lainnya.
Kompetensi ini tentunya tidak terlepas dari potensi pribadi yang
dimiliki seorang guru, seperti bakat, minat, latar belakang keluarga,
dan lain sebagainya.
Selain itu penentu profesionalitas guru
adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial pada hakikatnya merupakan
pencintraan guru di tengah masyarakat.Kompetensi sosial adalah
apresiasi masyarakat terhadap profesionalitas guru. Penilaian masyarakat
terhadap seorang guru dengan mempergunakan beberapa indicator, di
antaranya apakah guru ahli dalam bidangnya, apakah cara melaksanakan
proses pembelajarannya tepat dan menarik, dan apakah guru berkepribadian
sesuai dengan bidangnya. Dengan demikian, kompetensi sosial menjadi
referensi penentu seorang guru berkarakter atau tidak.
Sesuai dengan bunyi UUGD tersebut di
atas, guru adalah jabatan yang berasal dari panggilan jiwa seseorang.
Karena jabatan guru sesuai dengan panggilan jiwa, maka guru akan
menikmati tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan setulus hati tanpa
harus diawasi dan selalu berupaya meningkatkan kinerjanya. Seorang guru
akan memahami dengan sungguh-sungguh tujuan akhir materi yang diajarkan.
Sehingga acuan guru dalam mengajar tidak hanya sebatas pada pemenuhan
standar kelulusan (SKL) saja, tetapi guru akan berupaya mengaitkan
pembelajaran dengan fenomena kehidupan siswa dan menggunakan tujuan
akhir pembelajaran sebagai upaya memecahkan masalah kehidupan siswa.
Guru haruslah memiliki semangat dan upaya meningkatkan kinerja dan terus
belajar agar guru tidak tertinggal oleh perkembangan IPTEK. Dengan
demikian guru akan selalu memiliki ilmu mutkhir dan mengajarkan ilmu
yang mutakhir pula. Sehingga manfaat ilmu yang diperoleh siswa sebagai
hasil pembelajaran di sekolah dapat dirasakan secara langsung karena
sesuai dengan permasalahan kehidupan yang ada di lingkungan siswa.
Dengan merasakan manfaat pembelajaran bagi kehidupan, siswa akan
termotivasi, bersemangat untuk belajar, dan meneladani sikap guru.
Berdasarkan hasil penelitian dan
evaluasi yang beberapa kali dilakukan oleh Kantor Pendidikan Nasional
Kota Surabaya dan Lembaga Perguruan Tinggi Negeri Surabaya terhadap
guru-guru di Surabaya, masih ada guru yang belum mencerminkan diri
sebagai guru professional, ideal, inovatif, dan kompeten terhadap bidang
studi yang diajarkan. Untuk itu pemerintah bekerjasama dengan lembaga
perguruan tinggi dan elemen masyarakat yang peduli pendidikan untuk
memberikan sarana dan prasarana demi mewujudkan amanat yang terkandung
dalam UUGD no 14 tahun 2005.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia adalah melalui peningkatan kompetensi,
kapabilitas intelektual, emosional, dan social guru melalui program
sertifikasi dan stratifikasi guru. Melalui dinas pendidikan kota,
pemerintah mendanai berbagai pelatihan guru yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi, kapabilatas, dan intelektual guru. Diharapkan
setelah mengikuti pelatihan, guru dapat lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugasnya.
Program sertifikasi guru yang
dilaksanakan dengan acuan UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional, UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, PP Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dan Permendiknas Nomor
10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan,
Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru
Prajabatan bertujuan untuk menghasilkan guru yang memiliki kemampuan
mewujudkan fungsi pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Begitu juga dengan program stratifikasi guru S-1
dan D-4, diharapkan dengan program stratifikasi guru dapat meningkatkan
kemampuan guru. Sehingga upaya menghasilkan generasi muda yang
potensial, andal, cakap, tidak gagap teknologi, dan mampu menjawab
tantangan globalisasi dapat tercapai dengan cepat
2. Peran Guru
Guru merupakan faktor penentu mutu
pendidikan di suatu negara. Siapapun pencipta kurikulum, apapun jenis
kurikulum yang diberlakukan, dan secanggih apapun sarana dan prasarana
yang disediakan, tidak akan dapat menjamin mutu pendidikan, jika tanpa
memikirkan peran guru. Karena pada akhirnya gurulah yang secara langsung
menerapkan dan mempergunakan kurikulum dan sarana prasarana dalam
kegiatan pembelajaran.
Tidak jarang, keberhasilan pendidikan
ditentukan oleh kualitas guru atau keprofesionalan guru. Guru yang tidak
berkualitas, meskipun ditunjang dengan sarana dan prasana yang serba
canggih, tidak akan menghasilkan mutu pendidikan yang optimal. Tetapi
sebaliknya, ditangan guru-guru yang berkualitas sering kali menghasilkan
pendidikan yang berkualitas pula, meskipun kegiatan belajar mengajar
tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang serba canggih. Guru
yang berkualitas akan mengelola proses pembelajaran yang baik, menguasai
bidang ilmu yang diajarkan, memahami karakteristik anak didik,
mempergunakan metode pembelajaran yang sesuai dan dapat menjadi teladan
siswanya. Dengan demikian, kualitas guru atau keprofesionalan guru harus
diutamakan agar kuatas pendidikan terjamin.
Guru profesinal adalah seseorang yang
menjadikan “guru” sebagai suatu pekerjaan dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu / norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (UUGD pasal 1 ayat 4). Dengan kata lain, guru professional
adalah guru yang memehami dan menghayati tujuan pendidikan, memiliki
keahlian untuk mewujudkannya melalui proses pembelajaran dan mencintai
pekerjaannya sebagai guru. Sehingga guru professional akan selalu
bekerja dengan komitmen sepenuh hati untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Selain itu, untuk menunjang keberhasilan
pendidikan juga dibutuhkan guru-guru yang berkarakter. Guru bekarakter
akan berusaha menciptakan iklim belajar yang efektif dan menyenangkan,
dengan kreativitas metode pembelajaran, untuk mengurangi kejenuhan dan
menyesuaikan dengan konteks pembelajaran sehingga tumbuh kegairahan dan
motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
Sejalan dengan pergeseran makna
pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher
oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami
pergeseran, satu di antaranya adalah peran guru sebagai motivator.
Sebagai motivator bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu
kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu
(siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu
itu sendiri maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.
Menurut Wina Sanjaya (2008:35), dalam
rangka meningkatkan motivasi belajar siswa ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru, di antaranya 1) Memperjelas tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan pembelajaran yang jelas dapat menumbuhkan minat siswa
belajar. Semakin jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka akan
semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses
pembelajaran dimulai, hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan
yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan minat siswa. Siswa akan terdorong
untuk belajar apabila mereka memiliki minat untuk belajar.
Oleh sebab itu, mengembangkan minat
belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi
belajar. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat
belajar siswa, adalah dengan menghubungkan bahan pelajaran yang akan
diajarkan dengan kebutuhan siswa. Sehingga guru perlu menjelaskan
keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa. Menyesuaikan materi
pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa.
Materi pelajaran yang terlalu sulit
untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa,
akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit
tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan
gagal mencapai hasil yang optimal dan kegagalan itu dapat membunuh minat
siswa untuk belajar. Guru menggunakan berbagai model dan strategi
pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok,
eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.
3) Guru harus menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan. Siswa akan dapat belajar dengan baik jika
suasana belajar menyenangkan, aman, dan bebas dari rasa takut. Untuk itu
guru harus berusaha menciptakan suasana kelas yang hidup, segar, dan
terbebas dari rasa tegang.
4) Memberi pujian yang wajar terhadap
setiap keberhasilan siswa. Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa
dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang
dapat dilakukan sebagai wujud penghargaan guru terhadap prestasi siswa.
5) Memberikan penilaian. Satu di antara
tujuan siswa belajar adalah ingin memperoleh nilai bagus. Oleh karena
itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin
mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif
sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
6) Memberi komentar hasil pekerjaan
siswa. Penghargaan atas hasil kerja siswa bisa dilakukan dengan
memberikan komentar positif. 7) Menciptakan persaingan dan kerja sama.
Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa
dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang
terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun
antar-individu.
Motivasi siswa terhadap pembelajaran
dapat dibangkitkan melalui penggunaan media pembelajaran yang berkaitan
dengan materi ajar. “Media pengajaran diartikan sebagai sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar,”
(Zainal Aqib, 2002: 58). Salah satu cara untuk menciptakan iklim belajar
yang efektif dan menyenangkan adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran menggunakan TI (Teknologi Informasi).
Guru professional dan berkarakter adalah
guru yang kreatif dan inovatif. Selain menguasai materi, guru juga
mampu mempergunakan media pembelajaran atau berinovasi menciptakan media
pembelajaran sederhana yang mendukung kejelasan materi pembelajaran.
Dengan menggunakan media pembelajaran, pengajaran akan lebih konkret dan
siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang amat berarti.
Menurut Brets (dalam Zainal Aqib, 2002: 61) Media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Media audio-motion-visual,
yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan, dan bentuk objeknya
dapat dilihat. Contohnya TV, video tape, internet, dan film bergerak. 2)
Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara,
objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film-strip
suara, slide bersuara atau rekaman TV dengan gambar tak bergerak. 3)
Media audio-semi motion, yakni media yang mempunyai suara dan gerakan,
namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti
tele-writing atau tele-board. 4) Media motion-visual, yakni media yang mempunyai gambar objek bergerak, seperti film. 5) Media still-visual, yakni media yang ada objeknya, namun tidak ada gerakan. Seperti film-strip, gambar, microform, atau halamn cetak. 6) media semi-mottion, yakni media yang menggunakan garis dan tulisan, seperti tele-autograf. 7) Media audio,
yaitu media yang hanya menggunakan suara, seperti radio, telephon, dan
audio tape. 8) Media cetak, adalah media yang hanya menampilkan
symbol-simbol tertentu, yaitu huruf. Contohnya Koran dan majalah. Pada
umumnya siswa lebih termotivasi pada pembelajaran yang menggunakan media
internet, karena media internet lebih banyak menyajikan pengetahuan
yang uptodate.
3. Blog Guru sebagai Media dan Sarana Belajar Mengajar
Sejalan dengan kemajuan teknologi
jaringan dan perkembangan internet, memungkinkan penerapan teknologi ini
di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan. Penerapan teknologi
internet di bidang pendidikan akan sangat dibutuhkan dalam rangka
peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, terutama di Indonesia yang
wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat berjauhan. Sehingga
diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah
yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang. Dengan adanya aplikasi
pendidikan jarak jauh yang berbasiskan internet, maka ketergantungan
akan jarak dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan akan
dapat diatasi, karena semua yang diperlukan disediakan secara online
sehingga dapat diakses kapan saja.
Teknologi internet hadir sebagai media
multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara
interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang
dikenal one to many communication (misalnya mailing list), demikian
halnya dengan kehadiran Blog Guru Indonesia. Blog Guru Indonesia
memungkinkan siswa melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih
luas dan tanpa mengalami keterbatasan ruang dan waktu. Siswa tidak hanya
dapat belajar dengan guru pengajarnya saja, tetapi siswa dapat menanbah
ilmu dengan belajar pada guru dari sekolah lain. Sehingga pemanfaatan
internet sebagai media pembelajaran memberikan dampak positif, karena
dapat memberikan keyakinan bahwa materi pembelajaran yang dikembangkan
berorientasi pada siswa sehingga akan meningkatkan efektivitas materi
yang disajikan.
Selain sebagai sarana berkomunikasi,
internet berpotensi sebagai media pembelajaran bagi hampir semua mata
pelajaran. Internet mempermudah guru mendapatkan media pembelajaran yang
menarik, uptodate dan sesuai dengan meteri pembelajaran. Dengan adanya
internet, guru tidak lagi bersusah payah merekam video atau mencari
model pembelajaran. Guru dapat menginteraksikan video klip atau animasi
yang dapat didonload dari internet untuk memperjelas materi
pembelajaran. Sehingga siswa dapat belajar nyata dan memperoleh
pengalaman belajar melalui model yang tepat.
Selain itu internet dapat dijadikan sebagai perpustakaan online,
sumber literatur, hasil penelitian, dan materi pembelajaran. Dengan
adanya internet siswa akan mudah mengakses materi pembelajaran dan
mendapatkan berbagai buku atau literatur yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kemampuan belajarnya. Tentunya belajar dengan menggunakan
media internet akan lebih memotivasi siswa dalam hal belajar.
Selain bermanfaatan bagi siswa, internet
juga berdampak negatif bagi perkembangan siswa. Pada umumnya generasi
muda (siswa) lebih cepat menguasai kemajuan teknologi dari pada guru.
Siswa lebih canggih mengoperasikan peralatan modern seperti handphone,
computer dan mengakses internet, dibanding guru. Siswa sangat cepat
beradaptasi dengan barang-barang teknologi canggih itu.
Sebagai seorang guru tentunya kita
bangga melihat kemajuan siswa didik kita dalam mendayagunakan teknologi.
Akan tetapi guru juga prihatin, saat melihat dampak negative kemajuan
teknologi bagi siswa didik. Seringkali siswa memanfaatkan sarana modern
untuk berbuat tidak jujur. Pada saat ulangan, siswa memanfaatkan HP
untuk bekerja sama dengan teman. Bahkan dengan sengaja, tanpa
sepengetahuan guru atau orang tua siswa, siswa membuka situs-situs di
internet yang seharusnya menjadi situs terlarang bagi siswa. Akibatnya
tidak jarang siswa bertindak melanggar norma akibat terpengaruh atau
mencontoh perilaku dalam situs yang seharusnya tidak boleh diakses.
“Hasil survey yang dilakukan UNESCO menunjukkan bahwa 25% siswi SMA
menjadi pekerja seks komersial setelah memperoleh inspirasi dari video
Blue Film yang dilihat di internet” (Amini, 2006:156). Untuk mencegah
atau mengurangi dampak negative internet bagi siswa, diperlukan suatu
upaya yang bertujuan untuk membatasi kegiatan siswa dalam mengakses
situs internet dengan kegiatan yang lebih bermanfaat bagi siswa. Untuk
itu diperlukan peran aktif pemerintah, guru, dan orang tua siswa untuk
terlibat secara langsung dalam pengawasan siswa.
4. Blog Guru Unair Wujud Kepedulian Upaya Pembentukan Guru Berkarakter
Guru memegang peranan sentral dalam
membukakan pikiran siswa untuk melihat dunia yang berkembang dan
dinamis. Peran guru tidak hanya sebagai pembuka jendela dunia, tetapi
guru sekaligus berperan sebagai sosok yang menyeleksi, memfilter, dan
memberikan informasi terbaik kepada murid-muridnya. Tentunya peranan
guru dalam hal ini berbeda dengan peran sumber informasi yang lain
seperti internet, TV, atau media massa yang menyerahkan segala kebenaran
informasinya pada konsumen atau siswa. Akan tetapi, dalam memberikan
informasi, guru lebih dahulu memberikan bimbingan, arahan, dan filter
yang baik, agar tidak terjadi kesalahpahaman siswa terhadap informasi
yang diberikan guru.
Peran guru sebagai penyeleksi dan
pemfilter informasi yang diperoleh siswa dari internet belum maksimal.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam menerima, mendayagunakan,
dan memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran. Banyak guru
Indonesia yang belum mampu mempergunakan computer apalagi mengakses
internet. Padahal banyak sekolah-sekolah menengah yang menggunakan pola
pembelajaran e-learning, berbasis multimedia dan TIK. Selain itu, banyak
sekolah-sekolah menengah yang sudah difasilitasi Wi-Fi, sehingga
seharusnya siswa dan guru dapat mempergunakan fasilitas itu sebagai
media pembelajaran dan upaya peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu
diperlukan pelatihan-pelatihan penggunaan computer dan internet sebagai
upaya peningkatan kemampuan guru, sehingga guru dapat menjalankan
tugasnya dengan maksimal.
Kepedulian lembaga perguruan tinggi,
Unair, terhadap upaya peningkatan mutu guru demi perbaikan nasib bangsa
Indonesia terlihat nyata. Unair secara bertahap mengadakan pelatihan
guru-guru untuk mengenal, menguasai, dan menggunakan internet sebagai
media pembelajaran dan pembuatan blog guru sebagai sarana bagi guru
untuk berkreativitas. Dengan menguasai penggunaan internet, guru dapat
memperhatikan dan mengarahkan siswa dalam mempergunakan dan membantu
memilih situs internet yang bermanfaat untuk siswa. Selain itu guru juga
bisa memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dan media
pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam
belajar.
Blog kependekan dari weblog, adalah satu
di antara sarana yang diciptakan Unair utuk guru Indonesia sebagai
wujud kepedulian Unair terhadap mutu pendidikan di Indonesia dan sebagai
upaya peningkatan mutu guru Indonesia. Blog guru yang beralamat
Htpp//www.guru_Indonesia.net sebagai ajang guru berkreativitas, bertukar
pikiran antarguru, bertukar pengalaman, saling berbagi informasi
pendidikan, dan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar jarak jauh yang
sangat menarik dan digemari siswa.
Banyak yang mengatakan bahwa blog
merupakan personal diary yang bisa diakses secara online di internet.
Secara sederhana, blog juga dapat disebut sebagai website pribadi. Guru
bisa memanfaatkan blog guru untuk membuat ringkasan materi pembelajaran,
soal-soal, media pembelajaran, atau tugas yang harus dikerjakan siswa.
Pengunjung atau siswa dapat membaca dan mengakses yang ada dalam blog
tersebut dan sekaligus memberi komentar secara langsung di kolam
komentar yang telah disediakan.
Salah satu sifat menonjol blog adalah
update content yang selalu diperbaharui setiap hari oleh pengelolanya
dengan topik-topik tertentu sesuai dengan keinginan. Informasi yang
diberikan pengelola bisa berupa ide pribadi ataupun dikumpulkan dari
situs atau sumber-sumber lain yang sesuai, atau bahkan bisa juga
merupakan sumbangan dari user yang lain. Dari sudut pandang tertentu
blog seringkali dinilai sebagai catatan harian karena mengeksplorasi
pengalaman ataupun gagasan-gagasan individual yang dinilai layak
dikemukakan untuk dikonsumsi pengguna lain secara umum.
Para blogger dengan sengaja mendesain
blog-nya dan isinya untuk dinikmati orang lain. Aktivitas blog sering
disebut dengan istilah bloging. Sedangkan individu-individu yang
menjalankan situs blog tersebut, sering disebut dengan nama blogger.
Dengan adanya otoritas individu di dalam pengelolaan blog, maka blog pun
berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan pembuatnya. Blog dapat
dikategorikan sebagai e-learning, menurut Rosenberg (2001), e-learning
merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan
serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
Sebuah blog dapat dijadikan media
belajar interaktif, misalnya guru membuat blog yang isi atau konten
sebuah blog menyangkut mata pelajaran yang diampu guru. Kemudian siswa
yang mengakses blog tersebut, serta mengisi komentar di blog, sehingga
terjadi komunikasi dalam sebuah blog tanpa di batasi sebuah protokoler
antara guru dan siswa. Siswa dapat bebas berkomentar tanpa rasa takut
salah.
Semakin banyak guru yang aktif nge-blog
dengan materi informasi yang mendukung profesinya, maka pendidikan
Indonesia akan cepat majunya. Dengan banyaknya guru yang aktif nge-blog,
maka akan semakin banyak dan berfariasi informasi yang didapat siswa.
Sehingga akan berdampak pada upaya guru untuk memfilter siswa dalam
mengakses situs yang seharusnya tidak diakses siswa.
Menurut http://staff.blog.ui.edu/admin/files/2008/03/kenapa-blog.pdf,
keuntungan menggunakan blog bagi guru antara lain: 1) Blog sebagai
media komunikasi antara guru dan siswa. Dengan memberikan komnetar pada
kolom komentar yang telah disediakan, guru akan mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi atau artikel yang ditulis guru dalam
blog guru. 2) Tempat mempublikasikan hasil karya tulis guru. Blog dapat
digunakan sebagai sarana mempublikasikan hasil karya tulis guru yang
dapat dibaca atau diakses siapapun. 3) Sarana untuk saling berbagi ilmu.
Dengan menulis artikel dalam blog, maka kemungkinan besar artikel itu
akan dibaca dan dikomentari orang banyak. Sehingga penulis juga
mendapatkan manfaat dari beberapa komentar yang bersifat positif. 4)
Memberikan materi pembelajaran melalui blog/dalam bentuk download
zip/pdf. Dengan menuliskan materi pembelajaran dalam blog, guru telah
membantu siswa mendapatkan materi pembelajaran, meskipun pada saat
materi pembelajaran itu diberikan guru, siswa berhalangan masuk sekolah.
5) Sebagai media publikasi karya guru dan siswa. Guru dapat memasukkan
hasil pekerjaan terbaik siswa dalam blog, sehingga akan memotivasi
siswa untuk berupaya mengerjakan tugas sebaik mungkin 6) Merupakan salah
satu content yang diharapkan dapat mendukung proses belajar-mengajar
yang bebas ruang dan waktu. Dengan adanya blog guru, siswa dapat belajar
kapanpun dan dimanapun. Sehingga kesempatan belajar siswa lebih luas 7)
Merupakan sarana pengelolaan pengetahuan.
Keuntungan yang didapat siswa antara
lain; 1) Mendapatkan materi pelajaran, silabus, artikel, tugas, dll.
Dengan mengakses blog guru, siswa dapat mendapatkan materi pembelajaran
sesuai keinginan siswa. 2) Posting mengenai materi pelajaran yang dapat
membantu siswa lebih memahami mata pelajaran. 3) Fasilitas belajar
melalui materi quiz interaktif, 4) Penambahan wawasan melalui
karya-karya, 5) Proses belajar tidak dititik beratkan di kelas, namun
siswa dituntut untuk belajar mandiri, 6) proses pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan.
5. Penutup
Sebagai aktor utama bagi penentu
kualitas pendidikan, guru dituntut untuk dapat menjalankan tugasnya
secara profesional dan berkarakter. Guru harus sadar akan tugas utamanya
sebagai pendidik dan sebagai penentu masa depan anak bangsa. Untuk itu
guru harus berusaha memahami dan menghayati tujuan pendidikan yang akan
dicapai. Selain itu guru harus menguasai bidang ilmu dan ketrampilan
yang diajarkan serta karakteristik anak didik sehingga guru dapat
menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk anak didik.
Guru berkarakter adalah guru yang
mempunyai prinsip hidup dan perenungannya dan kebebasan dalam berkreasi.
Guru bekarakter akan berusaha menciptkan iklim belajar yang efektif dan
menyenangkan, dengan kreativitas metode pembelajaran, untuk mengurangi
kejenuhan dan menyesuaikan dengan konteks pembelajaran sehingga tumbuh
kegairahan dan motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
Dengan menjalankan fungsi guru sebagai
penyeleksi dan pemfilter informasi, internet dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran yang menarik, sumber belajar siswa, motivasi siswa
dalam belajar, serta jendela bagi siswa untuk melihat dunia. Sehingga
siswa akan mendapatkan manfaat positif kemajuan teknologi internet dan
dapat bersaing di dunia internasional. Dengan demikian blog guru
Indonesia dapat dikatagorikan berperan sebagai pencipta guru profesional
dan berkarakter.
6. Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/zulfikri%20kamin/d/3590267-Pemanfaatan-Internet-Dalam-Pembelajaran
Asmani, Jamal Makmur. 2011. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Diva Pers : Jogjakarta
Aqib, Zainal.2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Percetakan Insan Cendikia
Subiyakto. Markus G. 1993. Kiat Menulis Artikel IPTEK Populer di Media Cetak. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama
Oleh
Dra. Imro’atul Mufidah, M.Pd
Guru SMA Negeri 16 Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar