Kamis, 03 Mei 2012

BLOG GURU UNAIR PEMBANGUN GURU INDONESIA PROFESIONAL DAN BERKARAKTER


BLOG GURU UNAIR
PEMBANGUN GURU INDONESIA PROFESIONAL DAN BERKARAKTER
Oleh
Dra. IMRO’ATUL MUFIDAH, M.Pd

1.      Pendahuluan
Lembaga pendidikan diharapkan menjadi satu di antara tempat lahirnya generasi muda yang potensial di masa depan. Generasi muda yang andal, cakap,  tidak gagap teknologi, dan mampu menjawab tantangan globalisasi. Generasi muda yang mampu membangkitkan negara Indonesia dari keterpurukan akibat krisis multidimensional yang melanda negeri ini sejak tahun 1997.
Generasi muda yang potensial dapat dihasilkan dari lembaga pendidikan yang berkualitas. Lembaga pendidikan yang berkualitas adalah lembaga pendidikan yang di dukung aktif oleh peran pemerintah, guru, dan lingkungan. Lingkungan siswa yang lebih dikenal dengan pendidikan informal, sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter, keimanan, ketaqwaan, serta budi pekerti siswa.
Dalam hal pendidikan formal, guru memegang peranan sangat penting, karena guru secara langsung berinteraksi dengan siswa. Guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi guru bertugas sebagai pendidik. Hal ini dapat dilihat dari Undang-undang tentang Guru dan Dosen (UUGD) nomor 14 tahun 2005 pasal 1 yang berbunyi “guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal”. Sebagai pendidik guru harus memahami dan menghayati tujuan pendidikan, memiliki keahlian untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu melalui proses pembelajaran, dan mencintai pekerjaannya sebagai guru, sehingga selalu bekerja dengan komitmen sepenuh hati. Dengan kata lain, profesionalisme guru juga ditentukan oleh kompetensi paedagogik yang dimiliki guru.  
Kompetensi paedagogik merupakan pilar utama yang menopang guru disebut profesional atau tidak. Jelasnya, yang menjadi indikator utama guru profesional adalah kedalaman pengetahuan dan skill yang dikuasasi dalam bidang keahliannya. Agar mampu mengelola proses pembelajaran yang baik, guru harus menguasai bidang ilmu yang diajarkan, memahami karakteristik anak didik, menemukan metode pembelajaran yang cocok untuk anak didik, serta dapat menjadi teladan bagi siswanya.  
    Kompetensi profesional dan kompetensi paedagogik guru tentunya tidak terlepas dari karakteristik kepribadian guru. Pola berpikir, cara merespons lingkungan, pola pengambilan keputusan seorang guru pasti berbeda dengan guru lainnya. Kompetensi ini tentunya tidak terlepas dari potensi pribadi yang dimiliki seorang guru, seperti bakat, minat, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya.
Selain itu penentu profesionalitas guru adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial pada hakikatnya merupakan pencintraan guru di tengah masyarakat.Kompetensi sosial  adalah apresiasi masyarakat terhadap profesionalitas guru. Penilaian masyarakat terhadap seorang guru dengan mempergunakan beberapa indicator, di antaranya apakah guru ahli dalam bidangnya, apakah cara melaksanakan proses pembelajarannya tepat dan menarik, dan apakah guru berkepribadian sesuai dengan bidangnya. Dengan demikian, kompetensi sosial menjadi referensi penentu  seorang guru berkarakter atau tidak.
Sesuai dengan bunyi UUGD tersebut di atas, guru adalah jabatan yang berasal dari panggilan jiwa seseorang. Karena jabatan guru sesuai dengan panggilan jiwa, maka guru akan menikmati tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan setulus hati tanpa harus diawasi dan selalu berupaya meningkatkan kinerjanya. Seorang guru akan memahami dengan sungguh-sungguh tujuan akhir materi yang diajarkan. Sehingga acuan guru dalam mengajar tidak hanya sebatas pada pemenuhan standar kelulusan (SKL) saja, tetapi guru akan berupaya mengaitkan pembelajaran dengan fenomena kehidupan siswa dan menggunakan tujuan akhir pembelajaran sebagai upaya memecahkan masalah kehidupan siswa. Guru haruslah memiliki semangat dan upaya meningkatkan kinerja dan terus belajar agar guru tidak tertinggal oleh perkembangan IPTEK. Dengan demikian guru akan selalu memiliki ilmu mutkhir dan mengajarkan ilmu yang mutakhir pula. Sehingga manfaat ilmu yang diperoleh siswa sebagai hasil pembelajaran di sekolah dapat dirasakan secara langsung karena sesuai dengan permasalahan kehidupan yang ada di lingkungan siswa. Dengan merasakan manfaat pembelajaran bagi kehidupan, siswa akan termotivasi, bersemangat untuk belajar, dan meneladani sikap guru.
Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang beberapa kali dilakukan oleh Kantor Pendidikan Nasional Kota Surabaya dan Lembaga Perguruan Tinggi Negeri Surabaya terhadap guru-guru di Surabaya, masih ada guru yang belum mencerminkan diri sebagai guru professional, ideal, inovatif, dan kompeten terhadap bidang studi yang diajarkan. Untuk itu pemerintah bekerjasama dengan lembaga perguruan tinggi dan elemen masyarakat yang peduli pendidikan untuk memberikan sarana dan prasarana demi mewujudkan amanat yang terkandung dalam UUGD no 14 tahun 2005.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah melalui peningkatan kompetensi, kapabilitas intelektual, emosional, dan social guru melalui program sertifikasi dan stratifikasi guru.  Melalui dinas pendidikan kota, pemerintah mendanai berbagai pelatihan guru yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, kapabilatas, dan intelektual guru. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, guru dapat lebih berkompeten dalam melaksanakan tugasnya.
Program sertifikasi guru yang dilaksanakan dengan acuan UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dan Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan,  Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan bertujuan untuk menghasilkan guru yang memiliki kemampuan mewujudkan fungsi  pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Begitu juga dengan program stratifikasi guru S-1 dan D-4, diharapkan dengan program stratifikasi guru dapat meningkatkan kemampuan guru. Sehingga upaya menghasilkan generasi muda yang potensial, andal, cakap,  tidak gagap teknologi, dan mampu menjawab tantangan globalisasi dapat tercapai dengan cepat
2.      Peran Guru
Guru merupakan faktor penentu mutu pendidikan di suatu negara. Siapapun pencipta kurikulum, apapun jenis kurikulum yang diberlakukan, dan secanggih apapun sarana dan prasarana yang disediakan, tidak akan dapat menjamin mutu pendidikan, jika tanpa memikirkan peran guru. Karena pada akhirnya gurulah yang secara langsung menerapkan dan mempergunakan kurikulum dan sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran.
Tidak jarang, keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kualitas guru atau keprofesionalan guru. Guru yang tidak berkualitas, meskipun ditunjang dengan sarana dan prasana yang serba canggih, tidak akan menghasilkan mutu pendidikan yang optimal. Tetapi sebaliknya, ditangan guru-guru yang berkualitas sering kali menghasilkan pendidikan yang berkualitas pula, meskipun kegiatan belajar mengajar tidak ditunjang dengan sarana dan prasarana yang serba canggih. Guru yang berkualitas akan mengelola proses pembelajaran yang baik, menguasai bidang ilmu yang diajarkan, memahami karakteristik anak didik, mempergunakan metode pembelajaran yang sesuai dan dapat menjadi teladan siswanya. Dengan demikian, kualitas guru atau keprofesionalan guru harus diutamakan agar kuatas pendidikan terjamin.
Guru profesinal adalah seseorang yang menjadikan “guru” sebagai suatu pekerjaan dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu / norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UUGD pasal 1 ayat 4). Dengan kata lain, guru professional adalah guru yang memehami dan menghayati tujuan pendidikan, memiliki keahlian untuk mewujudkannya melalui proses pembelajaran dan mencintai pekerjaannya sebagai guru. Sehingga guru professional akan selalu bekerja dengan komitmen sepenuh hati untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
Selain itu, untuk menunjang keberhasilan pendidikan juga dibutuhkan guru-guru yang berkarakter. Guru bekarakter akan berusaha menciptakan iklim belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan kreativitas metode pembelajaran, untuk mengurangi kejenuhan dan menyesuaikan dengan konteks pembelajaran sehingga tumbuh kegairahan dan motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, satu di antaranya adalah peran guru sebagai motivator. Sebagai motivator bukanlah hal yang sederhana, mengingat begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu itu sendiri maupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.
 Menurut Wina Sanjaya (2008:35), dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru, di antaranya 1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran yang jelas dapat menumbuhkan minat siswa belajar. Semakin jelas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu, sebelum proses pembelajaran dimulai, hendaknya guru menjelaskan terlebih dulu tujuan yang ingin dicapai. 2) Membangkitkan minat siswa. Siswa akan terdorong untuk belajar apabila mereka memiliki minat untuk belajar.
 Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa, adalah dengan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Sehingga  guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa. Menyesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa.
Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal dan kegagalan itu dapat membunuh minat siswa untuk belajar. Guru menggunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi, dan lain-lain.
 3) Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Siswa akan dapat belajar dengan baik jika suasana belajar menyenangkan, aman, dan bebas dari rasa takut. Untuk itu guru harus berusaha menciptakan suasana kelas yang hidup, segar, dan terbebas dari rasa tegang.
4) Memberi pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa. Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan pujian yang wajar merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan sebagai wujud penghargaan guru terhadap prestasi siswa.
5) Memberikan penilaian. Satu di antara tujuan siswa belajar adalah ingin memperoleh nilai bagus. Oleh karena itu, penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
6) Memberi komentar hasil pekerjaan siswa. Penghargaan atas hasil kerja siswa bisa dilakukan dengan memberikan komentar positif. 7) Menciptakan persaingan dan kerja sama. Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar-individu.
Motivasi siswa terhadap pembelajaran dapat dibangkitkan melalui penggunaan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi ajar. “Media pengajaran diartikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar,” (Zainal Aqib, 2002: 58). Salah satu cara untuk menciptakan iklim belajar yang efektif dan menyenangkan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran menggunakan TI (Teknologi Informasi).
Guru professional dan berkarakter adalah guru yang kreatif dan inovatif. Selain menguasai materi, guru juga mampu mempergunakan media pembelajaran atau berinovasi menciptakan media pembelajaran sederhana yang mendukung kejelasan materi pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran, pengajaran akan lebih konkret dan siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang amat berarti.
Menurut Brets (dalam Zainal Aqib, 2002: 61) Media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Media audio-motion-visual, yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan, dan bentuk objeknya dapat dilihat. Contohnya TV, video tape, internet, dan film bergerak. 2) Media audio-still-visual, yakni media yang mempunyai suara, objeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan, seperti film-strip suara, slide bersuara atau rekaman TV dengan gambar tak bergerak. 3) Media audio-semi motion, yakni media yang mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti tele-writing atau tele-board. 4) Media motion-visual, yakni media yang mempunyai gambar objek bergerak, seperti film. 5) Media still-visual, yakni media yang ada objeknya, namun tidak ada gerakan. Seperti film-strip, gambar, microform, atau halamn cetak. 6) media semi-mottion, yakni media yang menggunakan garis dan tulisan, seperti tele-autograf. 7) Media audio, yaitu media yang hanya menggunakan suara, seperti radio, telephon, dan audio tape. 8) Media cetak, adalah media yang hanya menampilkan symbol-simbol tertentu, yaitu huruf. Contohnya Koran dan majalah. Pada umumnya siswa lebih termotivasi pada pembelajaran yang menggunakan media internet, karena media internet lebih banyak menyajikan pengetahuan yang uptodate.   
3.         Blog Guru sebagai Media dan Sarana Belajar Mengajar
Sejalan dengan kemajuan teknologi jaringan dan perkembangan internet, memungkinkan penerapan teknologi ini di berbagai bidang termasuk di bidang pendidikan. Penerapan teknologi internet di bidang pendidikan akan sangat dibutuhkan dalam rangka peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan, terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat berjauhan. Sehingga diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang. Dengan adanya aplikasi pendidikan jarak jauh yang berbasiskan internet, maka ketergantungan akan jarak dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan akan dapat diatasi, karena semua yang diperlukan disediakan secara online sehingga dapat diakses kapan saja.
Teknologi internet hadir sebagai media multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many communication (misalnya mailing list), demikian halnya dengan kehadiran Blog Guru Indonesia.  Blog Guru Indonesia memungkinkan siswa melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas dan tanpa mengalami keterbatasan ruang dan waktu. Siswa tidak hanya dapat belajar dengan guru pengajarnya saja, tetapi siswa dapat menanbah ilmu dengan belajar pada guru dari sekolah lain. Sehingga pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memberikan dampak positif,  karena dapat memberikan keyakinan bahwa materi pembelajaran yang dikembangkan berorientasi pada siswa sehingga akan meningkatkan efektivitas materi yang disajikan.
Selain sebagai sarana berkomunikasi, internet berpotensi sebagai media pembelajaran bagi hampir semua mata pelajaran. Internet mempermudah guru mendapatkan media pembelajaran yang menarik, uptodate dan sesuai dengan meteri pembelajaran.  Dengan adanya internet, guru tidak lagi bersusah payah merekam video atau mencari model pembelajaran. Guru dapat menginteraksikan video klip atau animasi yang dapat didonload dari internet untuk memperjelas materi pembelajaran. Sehingga siswa dapat belajar nyata dan memperoleh pengalaman belajar melalui model yang tepat.
Selain itu internet dapat dijadikan sebagai perpustakaan online, sumber literatur, hasil penelitian, dan materi pembelajaran. Dengan adanya internet siswa akan mudah mengakses materi pembelajaran dan mendapatkan berbagai buku atau literatur yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan belajarnya. Tentunya belajar dengan menggunakan media internet akan lebih memotivasi siswa dalam hal belajar.
Selain bermanfaatan bagi siswa, internet juga berdampak negatif bagi perkembangan siswa. Pada umumnya generasi muda (siswa) lebih cepat menguasai kemajuan teknologi dari pada guru. Siswa lebih canggih mengoperasikan peralatan modern seperti handphone, computer dan mengakses internet, dibanding guru. Siswa sangat cepat beradaptasi dengan barang-barang teknologi canggih itu.
Sebagai seorang guru tentunya kita bangga melihat kemajuan siswa didik kita dalam mendayagunakan teknologi. Akan tetapi guru juga prihatin, saat melihat dampak negative  kemajuan teknologi bagi siswa didik. Seringkali siswa memanfaatkan sarana modern untuk berbuat tidak jujur. Pada saat ulangan, siswa memanfaatkan HP untuk bekerja sama dengan teman. Bahkan dengan sengaja, tanpa sepengetahuan guru atau orang tua siswa, siswa membuka situs-situs di internet yang seharusnya menjadi situs terlarang bagi siswa. Akibatnya tidak jarang siswa bertindak melanggar norma akibat terpengaruh atau mencontoh perilaku dalam situs yang seharusnya tidak boleh diakses. “Hasil survey yang dilakukan UNESCO menunjukkan bahwa 25% siswi SMA menjadi pekerja seks komersial setelah memperoleh inspirasi dari video Blue Film yang dilihat di internet” (Amini, 2006:156). Untuk mencegah atau mengurangi dampak negative internet bagi siswa, diperlukan suatu upaya yang bertujuan untuk membatasi kegiatan siswa dalam mengakses situs internet dengan kegiatan yang lebih bermanfaat bagi siswa. Untuk itu diperlukan peran aktif pemerintah, guru, dan orang tua siswa untuk terlibat secara langsung dalam pengawasan siswa.
4.         Blog Guru Unair Wujud Kepedulian Upaya Pembentukan Guru Berkarakter
Guru memegang peranan sentral dalam membukakan pikiran siswa untuk melihat dunia yang berkembang dan dinamis. Peran guru tidak hanya sebagai pembuka jendela dunia, tetapi guru sekaligus berperan sebagai sosok yang menyeleksi, memfilter, dan memberikan informasi terbaik kepada murid-muridnya. Tentunya peranan guru dalam hal ini berbeda dengan peran sumber informasi yang lain seperti internet, TV, atau media massa yang menyerahkan segala kebenaran informasinya pada konsumen atau siswa. Akan tetapi, dalam memberikan informasi, guru lebih dahulu memberikan bimbingan, arahan, dan filter yang baik, agar tidak terjadi kesalahpahaman siswa terhadap informasi yang diberikan guru.   
 Peran guru sebagai penyeleksi dan pemfilter informasi yang diperoleh siswa dari internet belum maksimal. Hal ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam menerima, mendayagunakan, dan memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran. Banyak guru Indonesia yang belum mampu mempergunakan computer apalagi mengakses internet. Padahal banyak sekolah-sekolah menengah yang menggunakan pola pembelajaran e-learning, berbasis multimedia dan TIK. Selain itu, banyak sekolah-sekolah menengah  yang sudah difasilitasi Wi-Fi, sehingga seharusnya siswa dan guru dapat mempergunakan fasilitas itu sebagai media pembelajaran dan upaya peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan penggunaan computer dan internet sebagai upaya peningkatan kemampuan guru, sehingga guru dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal.      
Kepedulian lembaga perguruan tinggi, Unair,  terhadap upaya peningkatan mutu guru demi perbaikan nasib bangsa Indonesia terlihat nyata. Unair secara bertahap mengadakan pelatihan guru-guru untuk mengenal, menguasai, dan menggunakan internet sebagai media pembelajaran dan pembuatan blog guru sebagai sarana bagi guru untuk berkreativitas. Dengan menguasai penggunaan internet, guru dapat memperhatikan dan mengarahkan siswa dalam mempergunakan dan membantu memilih situs internet yang bermanfaat untuk siswa. Selain itu guru juga bisa memanfaatkan internet sebagai sumber belajar dan media pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar.
Blog kependekan dari weblog, adalah satu di antara sarana yang diciptakan Unair utuk guru Indonesia sebagai wujud kepedulian Unair terhadap mutu pendidikan di Indonesia dan sebagai upaya peningkatan mutu guru Indonesia. Blog guru yang beralamat Htpp//www.guru_Indonesia.net sebagai ajang guru berkreativitas, bertukar pikiran antarguru, bertukar pengalaman, saling berbagi informasi pendidikan, dan sebagai sarana kegiatan belajar mengajar jarak jauh yang sangat menarik dan digemari siswa.
Banyak yang mengatakan bahwa blog merupakan personal diary yang bisa diakses secara online di internet. Secara sederhana, blog juga dapat disebut sebagai website pribadi. Guru bisa memanfaatkan blog guru untuk membuat ringkasan materi pembelajaran, soal-soal, media pembelajaran, atau tugas yang harus dikerjakan siswa. Pengunjung atau siswa dapat membaca dan mengakses yang ada dalam blog tersebut dan sekaligus memberi komentar secara langsung di kolam komentar yang telah disediakan.
Salah satu sifat menonjol blog adalah update content yang selalu diperbaharui setiap hari oleh pengelolanya dengan topik-topik tertentu sesuai dengan keinginan. Informasi yang diberikan pengelola bisa berupa ide pribadi ataupun dikumpulkan dari situs atau sumber-sumber lain yang sesuai, atau bahkan bisa juga merupakan sumbangan dari user yang lain. Dari sudut pandang tertentu blog seringkali dinilai sebagai catatan harian karena mengeksplorasi pengalaman ataupun gagasan-gagasan individual yang dinilai layak dikemukakan untuk dikonsumsi pengguna lain secara umum.
Para blogger dengan sengaja mendesain blog-nya dan isinya untuk dinikmati orang lain. Aktivitas blog sering disebut dengan istilah bloging. Sedangkan individu-individu yang menjalankan situs blog tersebut, sering disebut dengan nama blogger. Dengan adanya otoritas individu di dalam pengelolaan blog, maka blog pun berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan pembuatnya. Blog dapat dikategorikan sebagai e-learning, menurut Rosenberg (2001), e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
Sebuah blog dapat dijadikan media belajar interaktif, misalnya guru membuat blog yang isi atau konten sebuah blog menyangkut mata pelajaran yang diampu guru. Kemudian siswa yang mengakses blog tersebut, serta mengisi komentar di blog, sehingga terjadi komunikasi dalam sebuah blog tanpa di batasi sebuah protokoler antara guru dan siswa. Siswa dapat bebas berkomentar tanpa rasa takut salah.
Semakin banyak guru yang aktif nge-blog dengan materi informasi yang mendukung profesinya, maka pendidikan Indonesia akan cepat majunya. Dengan banyaknya guru yang aktif nge-blog, maka akan semakin banyak dan berfariasi informasi yang didapat siswa. Sehingga akan berdampak pada upaya guru untuk memfilter siswa dalam mengakses situs yang seharusnya tidak diakses siswa.
Menurut http://staff.blog.ui.edu/admin/files/2008/03/kenapa-blog.pdf, keuntungan menggunakan blog bagi guru antara lain: 1) Blog sebagai media komunikasi antara guru dan siswa. Dengan memberikan komnetar pada kolom komentar yang telah disediakan, guru akan mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi atau artikel yang ditulis guru dalam blog guru. 2) Tempat mempublikasikan hasil karya tulis guru. Blog dapat digunakan sebagai sarana mempublikasikan hasil karya tulis guru yang dapat dibaca atau diakses siapapun. 3) Sarana untuk saling berbagi ilmu. Dengan menulis artikel dalam blog, maka kemungkinan besar artikel itu akan dibaca dan dikomentari orang banyak. Sehingga penulis juga mendapatkan manfaat dari beberapa komentar yang bersifat positif. 4) Memberikan materi pembelajaran melalui blog/dalam bentuk download zip/pdf. Dengan menuliskan materi pembelajaran dalam blog, guru telah membantu siswa mendapatkan materi pembelajaran, meskipun pada saat materi pembelajaran itu diberikan guru, siswa berhalangan masuk sekolah.  5) Sebagai media publikasi karya guru dan siswa. Guru dapat memasukkan hasil pekerjaan terbaik siswa dalam blog, sehingga akan memotivasi siswa untuk berupaya mengerjakan tugas sebaik mungkin 6) Merupakan salah satu content yang diharapkan dapat mendukung proses belajar-mengajar yang bebas ruang dan waktu. Dengan adanya blog guru, siswa dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Sehingga kesempatan belajar siswa lebih luas 7) Merupakan sarana pengelolaan pengetahuan.
Keuntungan yang didapat siswa antara lain; 1) Mendapatkan materi pelajaran, silabus, artikel, tugas, dll. Dengan mengakses blog guru, siswa dapat mendapatkan materi pembelajaran sesuai keinginan siswa. 2) Posting mengenai materi pelajaran yang dapat membantu siswa lebih memahami mata pelajaran. 3) Fasilitas belajar melalui materi quiz interaktif, 4) Penambahan wawasan melalui karya-karya, 5) Proses belajar tidak dititik beratkan di kelas, namun siswa dituntut untuk belajar mandiri, 6) proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.
5.      Penutup
Sebagai aktor utama bagi penentu kualitas pendidikan, guru dituntut untuk dapat menjalankan tugasnya secara profesional dan berkarakter. Guru harus sadar akan tugas utamanya sebagai pendidik dan sebagai penentu masa depan anak bangsa. Untuk itu guru harus berusaha memahami dan menghayati tujuan pendidikan yang akan dicapai. Selain itu guru harus menguasai bidang ilmu dan ketrampilan yang diajarkan serta karakteristik anak didik sehingga guru dapat menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk anak didik.
Guru berkarakter adalah guru yang mempunyai prinsip hidup dan perenungannya dan kebebasan dalam berkreasi. Guru bekarakter akan berusaha menciptkan iklim belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan kreativitas metode pembelajaran, untuk mengurangi kejenuhan dan menyesuaikan dengan konteks pembelajaran sehingga tumbuh kegairahan dan motivasi instrinsik dan ekstrinsik.
 Dengan menjalankan fungsi guru sebagai penyeleksi dan pemfilter informasi, internet dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang menarik, sumber belajar siswa, motivasi siswa dalam belajar, serta jendela bagi siswa untuk melihat dunia. Sehingga siswa akan mendapatkan manfaat positif kemajuan teknologi internet dan dapat bersaing di dunia internasional. Dengan demikian blog guru Indonesia dapat dikatagorikan berperan sebagai pencipta guru profesional dan berkarakter.     
6.      Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/zulfikri%20kamin/d/3590267-Pemanfaatan-Internet-Dalam-Pembelajaran
Asmani, Jamal Makmur. 2011. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Diva Pers : Jogjakarta
Aqib, Zainal.2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Percetakan Insan Cendikia
Subiyakto. Markus G. 1993. Kiat Menulis Artikel IPTEK Populer di Media Cetak. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama



                                                                                        Oleh
                                                                           Dra. Imro’atul Mufidah, M.Pd
                                                                          Guru SMA Negeri 16 Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar